Author: Rahdian N Agung
Social networking adalah sebuah terobosan baru dalam web standard, tepatnya yang jaman skarang disebut2 sebagai generasi Web 2.0. Perbedaan yang mendasar antara generasi Web 1.0 dengan 2.0 adalah, pada web 1.0 dikenal dengan content is the king makanya jaman dulu itu situs2 yang memiliki hit yang tinggi adalah situs2 yang berbasiskan berita ( news portal ), sementara di generasi selanjutnya yaitu web 2.0 yang dikedepankan adalah community generated content, maka ga heran jika beberapa tahun terakhir situs2 yang memiliki hit tinggi adalah situs2 yang berbasiskan social networking, situs yang menampung apapun tulisan orang ( blog, wikipedia dll ).
Entah apa yang akan diangkat di situs web generasi ke 3 selanjutnya banyak orang memprediksi trennya akan mengarah ke virtual community seperti http://www.secondlife.com, dan google memiliki rencana untuk menjadikan google earth menjadi the biggest virtual community in universe, jadi di google earth kita bukan cuman bisa ngeliat rumah kita dari atas, nantinya kita bisa berjalan2 didepan rumah atau dibelahan dunia mana saja di google earth dan bisa ngobrol, melakukan transaksi, kenalan atau hanya sight seeing disana. Cukup menakjubkan rencana yang google yang setau saya masi dalam wacana omong2, bisa jadi sebagian penduduk dunia nantinya bersosialisasi itu akan lebih besar di internet, maka dari itu seluruh advertising agency dunia sudah mulai bersiap2 untuk bedol desa ke dunia maya, seperti ogilvy us yang telah membuka virtual agency di http://www.secondlife.com hehe.
Talking about social networking, banyak hal2 yang unik terjadi dibidang ini. Cukup banyak social networking di dunia dan hanya beberapa yang menjadi hit. Tapi lucunya di tiap negara memiliki kecendrungan yang berbeda untuk pemilihan favorit social networking, ini bisa kita liat di survey yang ada di alexa.com.
Kita coba mengambil 3 negara sebagai contoh, Amerika sebagai sumber sebagian besar social networking site, Malaysia negara tetangga kita yang pada dasarnya kita memiliki culture dan behavior yang mirip, dan tentunya Indonesia.
Dan untuk social networking yang saya ambil contoh kasusnya adalah 4 social networking terbesar didunia saat ini yaitu Friendster, Myspace, Facebook dan Multiply.
Friendster – Sebuah situs social networking yang berbasiskan kepada “how much degree are you”, social networking yang lebih berfokus ke mencari teman lama atau teman baru tanpa ada keterikatan interest based.
Multiply – Sebuah situs social networking yang memodifikasi antara kebutuhan blog dan social networking yang dimilik friendster
Myspace – Sebuah situs social networking yang lebih berorientas pada sebuah interest based yang bisa dibilang arahnya lebih ke musik
Facebook – Situs social networking yang paing muda usianya, dengan fitur open source system, jadi semua orang bisa mendevelop program apapun disana dan dapat dipakai oleh seluruh member for free ( right now )
Berikut saya intisarikan ranking social networking yang terlihat di alexa per hari ini.
( Order by ranking )
US :
3. Myspace.com
5. Facebook.com
70. Friendster.com
*Multiply.com tidak termasuk dalam ranking 100
Malaysia :
2. Friendster.com
6. Myspace.com
13. Facebook.com
24. Multiply.com
Indonesia
2. Friendster.com
7. Multiply
24. Myspace
35. Facebook.com
Dari hasil diatas maka saya mencoba menyimpulkan sesuatu,
Salah satu kesuksesan friendster melakukan penetrasi di banyak negara Asia karena, pemakaian bahasa inggris yang sangat simple, yang seperti kita ketahui bahasa inggris banyak menjadi barrier untuk beberapa kalangan tertentu. Dan friendster sangat menyadari hal ini, maka dari itu tiba2 skrg timbul friendster in dual language, english and chinese…kenapa chinese…gampang ditebak, china memiliki penduduk terbesar di dunia dan memiliki tingkat penetrasi internet tertinggi di dunia, beberapa tahun kedepan saya yakin cina akan menjadi the largest market untuk Internet Marketer.
Mengapa friendster gagal menjadi raja dibanyak negara maju ? mungkin dinegara maju pengguna internetnya membuat sebuah hubungan social networking dengan basic yang berbeda dengan negara2 berkembang, seperti, “saya ingin berteman dengan dia karena dia memiliki interest yang sama, ini terjadi di masyarakat negara maju”.
Sedangkan dinegara berkembang….”dia cakep, terkenal…saya mau ah jadi temennya”
Kenapa saya aga yakin dengan hal ini, karena beberapa bulan trakhir friendster mendeclare dibanyak media akan mendevelop friendster yang bersifat bisnis dan/atau politik networking untuk mencoba menjadi raja di US.
Sekarang Multiply, saya pernah membaca di beberapa media, growht blogger di indonesia mengalami peningkatan signifikan malah ada beberapa media yang mendeclare pertumbuhan blogger di Indonesia sangat tinggi.
Penduduk Indonesia suka menulis ? i doubt it…yang bisa saya tarik kesimpulan dari hal ini adalah, pengguna internet di indonesia sekarang berjumlah sekitar 25 juta user, siapakah mereka ? cara termudah mengenali mereka adalah melihat tinggi traffic internet di indonesia yang hanya terjadi pada jam kerja dan hari kerja…ya betul…orang2 seperti anda yang bukannya kerja dengan tekun dikantor malah sibuk browsing di internet. Dan lihat lagi sekilas, generasi terbesar yang memakai internet secara massive di kantor anda bisa dibilang rata2 umurnya berkisar di 22 – 30 tahun. Umur dibawah itu mereka blum kerja dan jika online harus ke warnet atau begging2 ama ortunya untuk dipasangkan internet yang belum menjadi sesuatu yang murah di indonesia, sedangkan umur diatas 35 tahun kemungkinan besar mereka lebih fokus di pekerjaan/karir dan umur diatasnya lagi tidak terlalu familiar dengan komputer…apalagi internet. Jadi kita memang bukan bangsa yang hobi menulis tapi kebetulan saja 25 juta internet user disini adalah pemakai berusia muda yang masih sangat2 kritis dengan keadaan, atau generasi Y.
Multiply bisa dibilang yang paling aman dalam pertarungan social networking di asia, karena multiply bisa mengakomodasi dua kebutuhan dasar yang diminati asia internet users, Nulis dan Narsis.
Myspace, generasi pertama di indonesia yang memakai myspace sebagian besar adalah yang pernah bersekolah di luar negri, kemampuan bahasa inggris yang lumayan dan sangat2 into dengan musik, selanjutnya myspace cukup populer di kota2 besar dan dikalangan tertentu di indonesia. Tahun depan kemungkinan besar myspace akan membuka representatif di Indonesia dan mulai untuk mengolah Indonesia market dengan serius….bisa sukses ? jujur…saya tidak yakin mengingat kegagalan myspace dinegara2 asia lainnya.
Facebook, di Indonesia ini lumayan baru populer untuk social networking site, dengan mengedepankan fitur content and features generated by user yang terjadi adalah hampir setiap hari akan tercipta sebuah inovasi2 fitur yang diciptakan oleh usernya sendiri. Dilihat sekilas masa depan facebook cukup menjanjikan, bisa dibayangkan fitur yang tidak pernah habis akan sulit membuat bosan para penggunannya. Tapi balik lagi ke masalah bahasa, dalam facebook pemakain bahasa inggris tidak terlalu sederhana, hal2 seperti ini bisa jadi barrier untuk menjadi massive di Indonesia kecuali nantinya banyak programmer atau developer indonesia yang menciptakan fitur/software di facebook dengan bahasa indonesia atau bahasa lokalnya masing2.